Puncak Sukses

Puncak Sukses
salah satu tujuan para pejalan

Saturday, March 31, 2007

TI makan tuan (2)

Melanjutkan bincang2 -eh tulis2- soal TI sebelumnya, di sini aku ingin mengingatkan bahwa TI amat rentan terhadap bahaya penyadapan. Bila kita adalah seorang surfer, data kita amat mudah dilacak siapapun. Di warnet NeoDarmanet di Depok misalnya, pemiliknya memasang software keylogger pada setiap komputer client. Dengan begitu setiap ketikan yang dilakukan penyewa warnet itu dapat terdeteksi, bahkan password sekalipun. {Jujur, itu membuatku kapok ke sana, padahal dulu warnet itu favoritku saat mau begadang}. Apalagi bila Anda punya account bank dan kerap melakukan internet banking, keylogger ini bisa dengan mudah mencuri password Anda tanpa harus susah2 melakukan trik2 carding. Demikian pula banyak warnet memasang program2 pemantau client semacam NetNanny namun lebih detail. Makanya, saranku, kecuali perlu sekali, jangan gunakan nama asli saat di warnet. Bila warnet itu memasang keylogger, bahkan Anda jangan mengecek e-mail pribadi -atau friendster sekalipun- di sana. Sebaliknya, jangan surfing ke situs2 aneh atau melakukan pencarian terlalu spesifik dari komputer pribadi. Ingat, setiap komputer punya IP (Internet Protocol) yg unik dan tidak ada yg sama. Apalagi bila itu komputer pribadi, tentu ISP (Internet Service Provider) punya data lengkap Anda. Mudah sekali menemukan siapa Anda, tinggal soal waktu saja...

Thursday, March 29, 2007

TI makan tuan (1)

Aku baru saja membeli Readers Digest Indonesia edisi April 2007, karena di dalamnya ada wawancara dengan teman-teman timku. Ehm, salah satu dari mereka adalah kekasihku tercinta. Tapi bukan itu yang hendak kuulas (utk soal itu sengaja kusisihkan utk website resmi kami...), melainkan artikel kisah kriminal yg berasal dari kisah nyata di hal. 86-93. Ada satu hal yg menarik perhatianku mengenai terungkapnya kasus pembunuhan yg terjadi di tahun 2002 itu. Pelakunya terungkap karena ada bukti paling memberatkan di laptopnya. Aku kutipkan:
Pada 9 Februari 2002, ia mencari kata-kata "medical trauma right chest" lewat Google. Di hari Valentine, ia mencari "gunshot wound right chest". (hal. 92).
Menarik, bagaimana TI (Teknologi Informasi) yg amat berguna bagi manusia bisa berbalik menjadi senjata makan tuan. Tentu hal ini tidak dimaksudkan utk menjustifikasi kegaptekan pejabat2 kita terhadap TI. Baik dulu sewaktu ribut2 sistem TI di KPU saat Pemilu 2004 maupun skandal bagi2 laptop bagi anggota DPR baru2 ini...

Sunday, March 25, 2007

300-The Movie: Resensiku



Nonton 300 di Blitzmegaplex yg baru emang satu hal yg gak gue sangka. Sejak nemu buku "Making of The Movie"-nya, emang pengen banget nonton di bioskop yg bagusan. Incerannya emang di XXI, tapi ternyata ada bioskop baru (liat posting 24 Maret 2007).

Berharap banyak sama film yg tadinya adalah komik ini, ternyata kandas. Semula, 300 adalah komik yang ditulis-gambar oleh Frank Miller dan diwarnai Lynn Varley. Lalu di tahun 1998 dirilis ulang dalam bentuk lima seri komik oleh Dark Horse Comics. Penulisnya sendiri terinspirasi oleh film epik buatan1962 berjudul The 300 Spartans.

Berkisah tentang sebuah legenda historis (berarti kejadian dan tokohnya historis namun ada bagian-bagian yang tidak bisa dipastikan kebenarannya) di tahun 480 SM tentang Battle of Thermopylae (Perang Thermopilus). Saat itu 300 prajurit Sparta yang dipimpin rajanya Leonidas berupaya mempertahankan diri dari serbuan Imperium Persia. Mereka dibantu oleh 700 orang sukarelawan Thespia. Jadi, sepanjang film yang dibuka dengan masa kecil Leonidas yang dididik keras oleh ayahnya, berkisah tentang kepahlawanan para Spartans.

Film ini, tanpa perlu menceritakan detail ceritanya dan tentu akhirnya --spoiler warning!-- membuat kening berkerut. Aku saja yg pernah membaca komiknya plus buku pembuatan filmnya heran begitu melihat film yg tdk sesuai ekspektasi ini. Biar gampang, di blog ini kutulis point-pointnya:

1. Film ini berlatar sejarah,tapi berasal dari komik. Jadinya nanggung,mau realistis,tapi ada bagian2 yg komik abis. Misalnya para prajurit dan perangnya coba dibikin realis,tapi hewan-hewan yg dibawa Xerxes (seharusnya Xerxes I, di film I-nya tdk disebut) malah lucu-lucu. Mirip Monster Inc. Dalam hal ini CGI-nya Narnia malah jauh lebih keren dan realis.

2. Banyak banget latar belakang adegan yang still. Gambar kota Spartanya saja kelihatan banget kalau matte (itu lho, lukisan di atas kaca yang memang dibuat khusus utk film.Nanti diolah lagi di CGI),jauh banget kualitasnya sama kota Gondolin-nya para Elves di LOTR yg keliatan amat surealis (kita tahu itu tidak ada,tapi penggambarannya begitu keren,hingga seolah beneran ada.Spt lukisannya Dali.).

3. Darahnya itu, walau awalnya terkesan ngeri karena muncrat2, tapi keliatan banget CGI-nya. Apa pasal? Tanahnya gak basah!Rasanya jadi mirip pas main game Empire of the Ages yg setelah dibunuh, beberapa saat kemudian mayat musuh menghilang.Aku heran sendiri, ngapain ya produser-sutradaranya pake CGI yg mahal cuma buat nampilin efek darah muncrat2? Kenapa tdk pakai kantong darah palsu di tubuh aktor/aktrisnya ala Hongkong.Kan lebih murah, gampang dan keliatan real banget.

4. Banyak efek yg kelihatan mainan/miniaturnya,seperti trees of the body (pohon mayat)-nya penduduk desa atau juga wall of the body (dinding mayat)-nya prajurit Persia.

5. Kemuskilan cerita 300 orang membantai ribuan orang cuma bersenjata tombak (spears) dan perisai bundar berdiameter sekitar 60 cm. Secara militer -mengingat aku adalah pencinta kemiliteran-memang mungkin menggunakan taktik ala Spartans. Hingga sekarang, keberhasilan sejarah Sparta menahan prajurit Persia dipelajari sebagai hasil gemilang dari latihan keras,sikap patriot,disiplin,taktik, penggunaan lingkungan (termasuk ketinggian/elevasi dan celah sempit bebatuan) bagi kemenangan pertempuran. Tapi rasanya muskil bagi 300 orang bersenjata tombak dan perisai besi kecil menahan ledakan mesiu dan serangan gajah! Apalagi saat hujan panah yang digambarkan sampai 'menutupi matahari' (karena banyaknya panah yang dilontarkan hingga membuat langit gelap),tidak ada satu pun Spartans yg kena. Di sini faktor legendanya sangat kentara. Jadi ingat Bharatayudha kalau begitu (dengan segala kesaktian dewa dan Pandawa-nya). Bandingkan dengan perang di Kingdom of Heaven -yang juga berdasarkan sejarah- yg amat realistis.

Tapi,tdk rugi kok nonton film yg lagi jadi box-office di Amrik ini. Apalagi bagi pencinta action-war movie. Mengingat akhir2 ini film yg menang award (termasuk Oscar) didominasi genre drama. Jadi, langkahkan kaki ke bioskop, daripada beli DVD bajakan yg gak jelas gambarnya :p

Saturday, March 24, 2007

Bioskop Baru Jakarta

Semalam, kami mengunjungi pemutaran film perdana di bioskop terbaru di Jakarta: Blitzmegaplex. Terletak di lingkungan Grand Indonesia bekas lokasi Hotel Indonesia, soft opening bioskop ini terkesan dipaksakan. Meski bioskopnya sendiri sudah bagus, tapi jalan-jalan di sekitarnya tentu masih dalam pembangunan. Bangkunya tidak enak, seperti bangku kereta api. Jauh lebih enak dan eksklusif MPX Grande di Pasaraya Blok M . Tapi memang bioskop ini karena tidak masuk jaringan 21, film-filmnya lebih lambat dari 21 malah kebanyakan India. Jadinya malas deh sering-sering ke sana. Untuk Blitzmegaplex, kapasitas per studio-nya lebih besar dari bioskop mana pun di Indonesia, sekitar 300 orang. Juga layarnya, asyik karena lebih besar. Hanya saja semalam tata suaranya yang katanya dolby masih belum sempurna. Speaker di belakang studio 1 belum disetting bagus. Aku yang duduk di deretan C -berarti dekat belakang- tidak mendengar efek yang berarti banyak. Padahal filmnya -300- mustinya penuh sound effect dahsyat. Oh... kalau soal filmnya,nanti di tulisan lain. Sekarang harus pergi karena ada kondangan pemberkatan nikah di gereja {duh... social life :P}. Tips aja, kalau mau nonton, yang benar2 mau nonton -bukan pacaran, hiks!- enaknya di tengah yaitu deret F-I nomor 15-18. Tapi yang tepat di tengah ya 16-17. Yang juga beda, di bioskop baru ini ada balkonnya, seperti di GKJ. Tapi nonton dari balkon kok rasanya aneh deh, meski kesannya lebih VIP sih. Yah, semua up to you sih. Kan selera orang beda-beda toh?

Thursday, March 22, 2007

Perbincangan Masa Depan (1)

Semalam, aku berbincang tentang masa depan dengan potensi terbaik pendamping masa depanku... Ternyata, menjadi easy going tidaklah mudah. Konsep, pemikiran, segala yang abstrak harus dikonkretkan. Langit tetap dipandang sebagai tujuan, namun bumi tetap harus didekatkan sebagai pijakan. Jalan masih panjang, karena itu asa dan nafas pun harus disimpan. Sulit juga mengingat sakit yang pernah begitu menggigit...

Wednesday, March 21, 2007

21 Maret

Tanggal ini pernah amat berarti bagiku selama bertahun-tahun. Ia adalah tanggal kelahiran dua orang yang pernah amat berarti bagi hidupku. Sayang, keduanya kini tak bisa lagi kutemui. Hanya jejak kenangan yang tersisa di sudut berdebu ruang hatiku. Yang lebih menyedihkan, aku tak mampu melakukan ritual tahunan yang biasa kulakukan utk salah seorang di antaranya. Hanya lirih do'a dalam sepi yang mampu kuucap... Selamat Ulang Tahun, wahai bintang terangku...

Friday, March 16, 2007

PERTAMA

KALI PERTAMA

Ini kali pertama kupaksa diri nge-blog. Amat sangat terlambat. Apalagi sebagai seorang yg pernah kuliah komputer. Tapi lebih baik terlambat bukan? Andaikata esok kiamat dan ada sebutir benih di tangan kita, bukankah lebih baik kita tetap menanamnya? Maka, inilah kali pertama...