Puncak Sukses

Puncak Sukses
salah satu tujuan para pejalan

Sunday, November 04, 2007

Jalan Sunyi

Dulu, kukira akan gagah berjalan sendirian. Tinggal menyanyi "I am a poor lonesome cowboy" seperti Lucky Luke. Berjalan gagah walau harus menyeret peti mati seperti Si Buta dari Goa Hantu, apalagi kalau dibayangkan petualang kharismatik macam Winnetou. Wuih, asyiknya! Yah, minimal sejelek-jeleknya ya seperti Pak Janggut -karakter petualang tua bertubuh pendek-gendut yang suka membawa buntelan- yang pernah sangpejalan baca di majalah Bobo sewaktu kanak-kanak dulu.
Ternyata, tidak begitu adanya. Jalan sunyi ini begitu sunyinya. Tidak ada satu orang pun yang kutemui di perjalanan. Tidak ada yang menemani, apalagi memberikan sekedar bekal meski cuma segelas air. Kanan-kiriku cuma onak berduri. Hiburanku hanyalah langit. Ketika kutengadahkan kepala dan kulihat mentari masih ada. Kutahu perjalananku tetap akan berujung. Ketika senja tiba, kutahu malam akan segera menjelang dan kusaksikan ribuan bintang. Di sanalah terukir perjalanan sejarah manusia. Merekalah penyaksi milyaran manusia dengan trilyunan kisahnya yang telah datang dan pergi.
Dan sangpejalan sadar, ia cuma akan menjadi salah satunya. Ia merasa sudah cukup beruntung bila orang-orang yang pernah ditemuinya dalam perjalanan akan mengingat namanya. Tak perlulah sejarah mencatatnya dengan tinta emas, cukup Sang Maha Pencinta yang menorehkan kisah perjalanannya dalam hati penuh cinta-Nya.