Puncak Sukses

Puncak Sukses
salah satu tujuan para pejalan

Sunday, March 25, 2007

300-The Movie: Resensiku



Nonton 300 di Blitzmegaplex yg baru emang satu hal yg gak gue sangka. Sejak nemu buku "Making of The Movie"-nya, emang pengen banget nonton di bioskop yg bagusan. Incerannya emang di XXI, tapi ternyata ada bioskop baru (liat posting 24 Maret 2007).

Berharap banyak sama film yg tadinya adalah komik ini, ternyata kandas. Semula, 300 adalah komik yang ditulis-gambar oleh Frank Miller dan diwarnai Lynn Varley. Lalu di tahun 1998 dirilis ulang dalam bentuk lima seri komik oleh Dark Horse Comics. Penulisnya sendiri terinspirasi oleh film epik buatan1962 berjudul The 300 Spartans.

Berkisah tentang sebuah legenda historis (berarti kejadian dan tokohnya historis namun ada bagian-bagian yang tidak bisa dipastikan kebenarannya) di tahun 480 SM tentang Battle of Thermopylae (Perang Thermopilus). Saat itu 300 prajurit Sparta yang dipimpin rajanya Leonidas berupaya mempertahankan diri dari serbuan Imperium Persia. Mereka dibantu oleh 700 orang sukarelawan Thespia. Jadi, sepanjang film yang dibuka dengan masa kecil Leonidas yang dididik keras oleh ayahnya, berkisah tentang kepahlawanan para Spartans.

Film ini, tanpa perlu menceritakan detail ceritanya dan tentu akhirnya --spoiler warning!-- membuat kening berkerut. Aku saja yg pernah membaca komiknya plus buku pembuatan filmnya heran begitu melihat film yg tdk sesuai ekspektasi ini. Biar gampang, di blog ini kutulis point-pointnya:

1. Film ini berlatar sejarah,tapi berasal dari komik. Jadinya nanggung,mau realistis,tapi ada bagian2 yg komik abis. Misalnya para prajurit dan perangnya coba dibikin realis,tapi hewan-hewan yg dibawa Xerxes (seharusnya Xerxes I, di film I-nya tdk disebut) malah lucu-lucu. Mirip Monster Inc. Dalam hal ini CGI-nya Narnia malah jauh lebih keren dan realis.

2. Banyak banget latar belakang adegan yang still. Gambar kota Spartanya saja kelihatan banget kalau matte (itu lho, lukisan di atas kaca yang memang dibuat khusus utk film.Nanti diolah lagi di CGI),jauh banget kualitasnya sama kota Gondolin-nya para Elves di LOTR yg keliatan amat surealis (kita tahu itu tidak ada,tapi penggambarannya begitu keren,hingga seolah beneran ada.Spt lukisannya Dali.).

3. Darahnya itu, walau awalnya terkesan ngeri karena muncrat2, tapi keliatan banget CGI-nya. Apa pasal? Tanahnya gak basah!Rasanya jadi mirip pas main game Empire of the Ages yg setelah dibunuh, beberapa saat kemudian mayat musuh menghilang.Aku heran sendiri, ngapain ya produser-sutradaranya pake CGI yg mahal cuma buat nampilin efek darah muncrat2? Kenapa tdk pakai kantong darah palsu di tubuh aktor/aktrisnya ala Hongkong.Kan lebih murah, gampang dan keliatan real banget.

4. Banyak efek yg kelihatan mainan/miniaturnya,seperti trees of the body (pohon mayat)-nya penduduk desa atau juga wall of the body (dinding mayat)-nya prajurit Persia.

5. Kemuskilan cerita 300 orang membantai ribuan orang cuma bersenjata tombak (spears) dan perisai bundar berdiameter sekitar 60 cm. Secara militer -mengingat aku adalah pencinta kemiliteran-memang mungkin menggunakan taktik ala Spartans. Hingga sekarang, keberhasilan sejarah Sparta menahan prajurit Persia dipelajari sebagai hasil gemilang dari latihan keras,sikap patriot,disiplin,taktik, penggunaan lingkungan (termasuk ketinggian/elevasi dan celah sempit bebatuan) bagi kemenangan pertempuran. Tapi rasanya muskil bagi 300 orang bersenjata tombak dan perisai besi kecil menahan ledakan mesiu dan serangan gajah! Apalagi saat hujan panah yang digambarkan sampai 'menutupi matahari' (karena banyaknya panah yang dilontarkan hingga membuat langit gelap),tidak ada satu pun Spartans yg kena. Di sini faktor legendanya sangat kentara. Jadi ingat Bharatayudha kalau begitu (dengan segala kesaktian dewa dan Pandawa-nya). Bandingkan dengan perang di Kingdom of Heaven -yang juga berdasarkan sejarah- yg amat realistis.

Tapi,tdk rugi kok nonton film yg lagi jadi box-office di Amrik ini. Apalagi bagi pencinta action-war movie. Mengingat akhir2 ini film yg menang award (termasuk Oscar) didominasi genre drama. Jadi, langkahkan kaki ke bioskop, daripada beli DVD bajakan yg gak jelas gambarnya :p

No comments: